Selayang Pandang Hipertensi

Hypertension

Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi merupakan masalah yang umum dijumpai dan dapat menjadi beban yang serius di kemudian hari. Darah dipompa keluar dari jantung dan mengalir ke seluruh tubuh melalui sebuah sistem tekanan. Seperti tekanan air yang tinggi dapat merusak selang dan juga keran air. Demikian juga dengan tekanan darah tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan. Hipertensi biasanya terjadi dalam jangka waktu lama dan sering tidak menimbulkan gejala. Namun meskipun begitu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan organ lain, seperti otak, jantung, mata, dan juga ginjal. Oleh karena itu, deteksi dini sangatlah penting. Pengukuran tekanan darah secara rutin dapat mendeteksi adanya perubahan.

Tensimeter

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat bernama tensimeter. Tensimeter digital dapat digunakan secara mandiri di rumah. Tekanan darah terukur dibaca dalam dua jenis angka. Tekanan sistolik (angka di atas) menandakan tekanan dalam pembuluh darah saat darah dipompa keluar dari jantung. Tekanan diastolik (angka di bawah) adalah tekanan pada pembuluh darah di antara detak jantung. Angka-angka yang ditunjukkan pada alat dapat dikategorikan menjadi :

  • Normal : Tekanan darah yang normal adalah <120/80 milimeter air raksa (mmHg)
  • Pre-Hipertensi : Tekanan darah sistolik antara 120-139 mmHg atau diastolik antara 80-89 mmHg
  • Hipertensi Stage 1 : Tekanan darah sistolik antara 140-159 mmHg atau diastolik antara 90-99 mmHg
  • Hipertensi Stage 2 : Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥100 mmHg
  • Krisis Hipertensi : Tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg; jenis ini memerlukan penanganan segera agar tidak terjadi kerusakan organ

Apa saja yang dapat memicu Hipertensi?

Banyak orang memiliki tekanan darah yang tinggi, namun kerap kali tidak disadari. Oleh karena itu, hipertensi sering juga disebut sebagai ”Silent Killer”. Namun demikian, ada juga penderita hipertensi yang mengalami gejala seperti : sakit kepala, rasa tegang di tengkuk, sesak nafas, nyeri dada, rasa kelelahan, mual ataupun muntah, dan gejala lainnya. Jika dibiarkan terus-menerus, pada akhirnya tekanan darah tinggi dapat merusak jantung, otak, dan juga ginjal.

Bagaimana seseorang dapat mengalami peningkatan tekanan darah cukup sulit untuk diketahui karena hipertensi merupakan penyakit yang muncul secara gradual dalam jangka waktu yang lama. Namun diketahui ada beberapa faktor yang mungkin menciptakan kondisi tekanan darah tinggi pada individu, yaitu :

  • Genetik : beberapa orang ditemukan lebih rentan mengalami hipertensi secara genetik. Hal ini dapat terjadi mungkin saja dari mutasi genetik ataupun diturunkan oleh orangtua
  • Usia : individu yang berusia >65 tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami hipertensi
  • Obesitas : obesitas dapat menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius, salah satunya adalah hipertensi
  • Alkohol : konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi
  • Gaya hidup : kurangnya aktivitas / tingkat kebugaran mungkin saja berhubungan dengan hipertensi
  • Kadar garam : kadar garam harian yang dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko hipertensi
  • Penyakit lainnya : beberapa penyakit seperti gangguan ginjal, gangguan tiroid ataupun penyakit lainnya dapat menimbulkan hipertensi pada individu yang sebelumnya tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi.

Pencegahan dan Pengobatan Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi Food

Oleh karena banyaknya dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh tekanan darah tinggi, maka pencegahan dan pengobatan memainkan peranan yang sangat penting :

  1. Penurunan berat badan; usahakan untuk tetap menjaga berat badan ideal. Berat badan ideal didapatkan berdasarkan indeks massa tubuh 18.5-24.9 kg/m2
  2. DASH diet; DASH atau disebut juga dietary approaches to stop hypertension sangat direkomendasikan. Pola makan yang dimaksud adalah pola makan yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran, produk susu berlemak rendah dengan pengurangan jumlah lemak, terutama lemak jenuh
  3. Pembatasan konsumsi garam; secara umum, jumlah maksimal garam yang aman dikonsumsi tidaklah melebihi 2.4 gram natrium atau 6 gram natrium klorida 
  4. Aktivitas fisik; aktivitas fisik yang direkomendasikan adalah olahraga aerobik minimal 30 menit setiap harinya, disarankan untuk berolahraga hampir setiap hari
  5. Batasi konsumsi alkohol
  6. Stop rokok

Apabila langkah awal sudah dilakukan untuk mengobati tekanan darah tinggi namun tetap belum bisa dikendalikan, segeralah mencari pertolongan dari orang yang ahli. Mungkin saja diperlukan 1 atau lebih jenis obat anti-hipertensi dan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab terjadinya seseorang mengalami peningkatan tekanan darah.

Hubungan antara Tekanan Darah Tinggi dengan Faktor Genetika

Faktor keturunan atau genetik juga ikut berperan dalam meningkatnya tekanan darah. Untuk membuktikan bahwa faktor genetik memainkan peranan yang cukup besar dalam peningkatan tekanan darah, penelitian telah dilakukan oleh 3 tim dari National Institue of Health (NIH) dengan melakukan analisa terhadap ribuan kumpulan gen manusia. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan pada tahun 2016 dalam Nature Genetics. Studi-studi tersebut dilakukan dengan mempelajari latar belakang keluarga dan pohon keluarga serta dengan melakukan analisis terhadap kelompok gen yang dijadikan sampel. Dari studi yang telah dilakukan, para peneliti menemukan banyak sekali gen-gen baru dalam tubuh manusia yang meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan juga serangan jantung. Temuan baru ini tentunya akan meningkatkan wawasan baru mengenai hubungan antara tekanan darah dengan genetik dan mungkin dapat menjadi target baru dalam penatalaksanaan tekanan darah tinggi.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa seorang individu yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga, maka individu tersebut mempunyai risiko yang lebih tinggi di kemudian hari untuk terjadinya peningkatan tekanan darah. Berdasarkan penelitian yang telah diterbitkan pada tahun 2017 pada European Heart Journal, dikatakan bahwa ketika orangtua kandung dan kakek-nenek seseorang memiliki hipertensi, maka aka nada risiko kondisi serupa juga terjadi pada anak cucu mereka kelak. Risiko ini akan semakin bertambah besar apabila riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga dimulai sebelum usia 55 tahun. Selain itu, penelitian yang sama juga menyatakan bahwa sekitar 30-50% variasi dalam pembacaan tekanan darah mungkin dapat disebabkan oleh riwayat dalam keluarga.

Jika seorang individu mempunyai riwayat tekanan darah tinggi di dalam keluarganya, maka mereka harus mengetahui dan memahami faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dan berusaha untuk mengurangi risiko sebesar mungkin. Orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi atau peningkatan tekanan darah dalam keluarga tidak 100% akan menderita kondisi yang sama.

Hubungan antara Tekanan Darah Tinggi dengan Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik, lingkungan pun memainkan peranan penting. Dalam hal ini, faktor lingkungan disebut sebagai faktor yang masih dapat diubah. Contoh faktor-faktor yang dapat diubah untuk menurunkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi adalah: menjaga berat badan dalam kondisi ideal, apabila kamu memiliki status gizi berlebih atau obesitas yang diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh, maka kamu sebaiknya berusaha untuk menurunkan berat badan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi, makan makanan yang bergizi dan seimbang juga dapat dilakukan, berusaha untuk berhenti merokok sedapat mungkin, serta mengurangi minum alkohol. Penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa dengan pola hidup yang sehat, maka risiko terjadinya hipertensi akan jauh lebih rendah, meskipun seorang individu mempunyai kerentanan dari sisi genetika. 

Hipertensi dapat terjadi untuk berbagai alasan, namun hampir sekitar 95% kasus tekanan darah tinggi tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini dinamakan hipertensi esensial. Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berlangsung dari waktu ke waktu. Diperkirakan faktor genetik berperan dalam mengubah sistem renin-angiotensin-aldosterone yang berfungsi untuk mengatur naik turunnya tekanan darah di dalam tubuh. Selain itu, mungkin juga terdapat penipisan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan fungsi serta strukurnya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.

Sudah Pencegahan Namun Tetap Hipertensi

Pernahkah kita mendengarkan kalimat seperti ini atau kamu yang mempunyai hipertensi juga bertanya seperti ini : “Saya sudah menjaga kondisi tubuh dengan baik, saya rutin berolahraga, makanan saya sudah saya jaga dengan mengurangi garam dan mengurangi lemak dan gorengan, tetapi kok saya masih menderita hipertensi?” Menjadi catatan penting bahwa sebenarnya hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi yang bersifat dapat diturunkan kepada generasi berikutnya. Namun kondisi  ini tidaklah sepenuhnya diturunkan begitu saja, jika pola hidup kita kurang baik, katakanlah merokok, konsumsi obat-obatan tertentu atau mempunyai tingkat stress yang tinggi, kita juga mampu mengidap hipertensi meskipun tidak ada faktor risiko keturunan. Penyakit keturunan lainnya seperti diabetes juga dapat memperburuk kondisi kamu. Lebih disayangkan bahwa sangat sulit untuk menentukan seseorang mengali hipertensi atau tidak. Rata-rata kebanyakan orang tidak menunjukkan adanya keluhan dan gejala hingga waktu yang lama. 

Ditemukannya tekanan darah tinggi melalui pemeriksaan secara berkala mengisyaratkan perlunya tatalaksana untuk menurunkan tekanan darah kamu. Tatalaksana akan dimulai dengan perubahan pola hidup menjadi lebih baik dan lebih sehat seperti yang telah disebutkan di bagian atas artikel ini. Jika dengan perubahan pola hidup masih belum menolong, doktermu dapat memberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Obat-obatan ini dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau dalam bentuk kombinasi sesuai dengan kondisi kamu saat diperiksa oleh dokter yang bersangkutan. Jika pengobatan telah dilakukan dengan maksimal, namun tekanan darah kamu belum juga turun, mungkin pemeriksaan genetik mulai kamu perlukan.

Apa itu Pemeriksaan Genetik?

Kabar baik adalah kamu tidak harus mempunyai tekanan darah yang tinggi seumur hidupmu, jika dengan perubahan pola hidup kamu sudah mampu menurunkan tekanan darahmu, kamu dapat berkonsultasi dengan doktermu untuk mulai mengurangi penggunaan obat anti-hipertensi. Jika benar-benar sudah tidak diperlukan, mungkin dokter kamu akan mempertimbangkan untuk melepaskan kamu dari obat anti-hipertensi.

Namun, kabar buruknya adalah pilihan obat sangatlah banyak, sedangkan untuk mencari pilihan atau kombinasi obat yang tepat cukup sulit dilakukan dan hal ini memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan obat yang tepat dengan dosis yang tepat. Oleh karena itu, pemeriksaan genetik mungkin bisa menjadi alternatif bagi kamu untuk mengetahui risiko hipertensi secara genetik dan menilai kembalik obat-obatan yang kamu konsumsi hingga saat ini.

Gen-gen dalam tubuh tidak hanya melihat kamu lebih rentan untuk mengalami tekanan darah tinggi. Namun gen-gen dapat memberitahukan mengenai reaksi obat yang dikonsumsi. Saat ini, sudah dikembangkan pemeriksaan untuk melihat kecocokan suatu obat dengan gen-mu. Jika obat yang kamu minum dan gen ada kompatibel, makan efeknya akan lebih baik, begitu pula sebaliknya. Dengan melakukan pemeriksaan secara genetik, maka hal ini dapat membantu kamu dan doktermu untuk menentukan pilihan terapi yang lebih baik lagi dan juga sebagai panduan bagi kamu untuk melakukan pola hidup yang lebih sehat lagi di kemudian hari.

Sumber :
dr. Yohanes Edwin J
dr. Yohanes Edwin Jonatan
Dokter Umum |  + posts

Share

Leave a Reply

Recent Post

Explore

Telemedicine

Global Medication

Precision Health
(Test DNA)